Karya : Marshanda Reynaya
seperti mengabaikan
padahal kita sedang dititipkan
katanya mewujudkan keasrian
jangan terus menerus keasyikan
mari lakukan perbaikan
jangan hanya memenuhi kebutuhan
sedangkan bumiku mengalami pembengkakan.
bahkan makna mati 'satu' tumbuh 'seribu' pun
seperti kian terkikis,
bagaimana jika nanti mati 'seribu' tumbuh
'satu' ?
mana kalimat berantasmu!
mana sikap nyatamu!
sedangkan hari seperti kemarau yang berkicau!
seolah-olah di luar sana tawa pengacau mulai
beradu
banjir, tanah longsor, kekeringan
entah ..
mau berapa ribu musibah lagi yang kau ingin
dengar?
sedangkan langkahmu hanya ingkar
perlahan-lahanlah mencoba sejajar
biarkan tanganmu mencoba mengulur
bercampur tanah dengan tanam
mengukur kembali hijau di jalur-jalur
ayolah jangan hanya bisa mendengkur
yang kami
butuhkan adalah jiwa yang bergetar.